Cinta Adalah Jawaban: Pesan Paus Leo XIV untuk Kaum Muda di Tengah Krisis Lebanon
![]() |
| Sumber foto dari Vatican News |
Katolik Terkini - Dalam pertemuan hangat dengan ribuan kaum muda di Bkerke pada hari pertama kunjungan apostoliknya di Lebanon, Paus Leo XIV menyerukan agar generasi muda tidak menyerah pada keputusasaan, tetapi justru menjadi sumber harapan melalui persahabatan yang tulus dan cinta yang sejati. Paus menegaskan bahwa semangat kaum muda sangat penting “untuk mengubah jalannya sejarah.”
Seperti dilansir dari Vatican News, Pertemuan tersebut diawali dengan kesaksian empat kaum muda; Anthony, Maria, Elie, dan Joelle,yang membagikan cerita tentang keberanian, penderitaan, dan pencarian perdamaian. Kesaksian mereka menjadi pijakan bagi pesan Paus, yang mengangkat tema harapan, rekonsiliasi, serta kekuatan cinta.
Harapan yang Tidak Boleh Padam
Dalam pidatonya, Paus Leo XIV menyapa peserta dengan salam “assalamu alaikum”, menegaskan semangat damai yang ia bawa. Ia menyampaikan rasa dekatnya kasih Allah yang mempersatukan semua orang sebagai saudara dan saudari.
Paus juga memberikan sambutan hangat kepada kaum muda dari Suriah dan Irak, serta para diaspora Lebanon yang telah kembali ke tanah air.
Menanggapi kesaksian empat kaum muda itu, Paus mengatakan bahwa kisah-kisah tersebut memancarkan tiga nilai penting: keberanian di tengah penderitaan, harapan di tengah kekecewaan, dan kedamaian batin di masa perang.
Paus mengakui bahwa banyak anak muda merasa mewarisi dunia yang rusak oleh konflik dan ketidakadilan sosial, namun menegaskan bahwa “masih ada waktu untuk merencanakan, bermimpi, dan berbuat baik.”
“Harapan ada dalam diri kalian,” kata Paus, “dan itu adalah anugerah yang tampaknya hilang dari kami, para orang dewasa.”
Akar Kebaikan sebagai Kekuatan Bangsa
Mengambil simbol pohon aras, lambang nasional Lebanon, Paus Leo menekankan bahwa seperti pohon kuat yang berakar dalam, demikian pula kekuatan Lebanon terletak pada akar kebaikan masyarakatnya.
Paus mendorong kaum muda untuk meneladani mereka yang mengabdikan diri melayani masyarakat tanpa kepentingan pribadi.
Paus menegaskan bahwa kaum muda adalah masa kini sekaligus masa depan, dan memiliki peran besar dalam membentuk sejarah.
“Kejahatan tidak pernah menjadi jawaban atas kejahatan,” tegasnya. “Jawabannya adalah cinta.”
Kristus, Dasar Perdamaian Sejati
Menanggapi pertanyaan tentang bagaimana membangun perdamaian yang kokoh, Paus menyatakan bahwa perdamaian sejati tidak dapat berdasar pada kepentingan kelompok, rencana politik, atau sekadar prinsip moral.
“Dasar perdamaian hanyalah Kristus yang bangkit,” ujarnya.
Paus juga menyoroti pentingnya rekonsiliasi, menyatakan bahwa pengampunan selalu membuka jalan menuju keadilan, dan keadilan adalah landasan dari perdamaian.
Ketika ditanya mengenai cara mempertahankan relasi yang berakar pada cinta sejati, Paus memperingatkan tentang bahaya menempatkan ego di pusat hubungan.
Ia menegaskan bahwa persahabatan yang dilandasi cinta sejati tidak bersifat sementara dan selalu mendahulukan “kamu” sebelum “aku.”
“Persahabatan sejati memungkinkan kita membangun ‘kami’ yang lebih besar bagi masyarakat dan seluruh umat manusia,” katanya.
Ia juga menekankan bahwa persahabatan yang kuat bertumpu pada kepercayaan dan komitmen jangka panjang, nilai yang menjadi inti panggilan hidup berkeluarga dan hidup bakti.
Membangun Jalan Baru dengan Kasih
Paus mengingatkan bahwa cinta adalah bahasa universal yang dapat dimengerti semua orang, dan bahwa kasih bukanlah gagasan, melainkan tindakan nyata yang terlihat dalam kehidupan Yesus dan para santo-santa.
Paus mengajak kaum muda untuk meneladani tokoh seperti Santo Pier Giorgio Frassati, Carlo Acutis, Santa Rafqa, Beato Yakub El-Haddad, dan Santo Charbel.
Ia juga mendorong kaum muda untuk menyediakan waktu setiap hari untuk berdoa dan merenung dalam keheningan.
“Allah berbicara kepada mereka yang mencarinya dalam diam,” ujar Paus.
Menutup pertemuan, Paus Leo XIV menyoroti indahnya kebiasaan kaum muda membawa rosario. Ia meminta mereka menyimpan doa Santo Fransiskus dari Assisi; “Tuhan, jadikanlah aku pembawa damai-Mu,” sebagai bekal spiritual untuk menyalakan kembali semangat Kristiani dalam diri mereka.
Dengan pesan penuh harapan dan keyakinan, Paus Leo XIV meninggalkan pesan jelas kepada kaum muda Lebanon: mereka bukan hanya pewaris masa lalu yang sulit, tetapi pembawa masa depan yang baru, masa depan yang dibangun di atas kasih, persahabatan sejati, dan iman yang berakar kuat.(AD)

Posting Komentar