Festival Golo Koe: Sejarah, Makna, dan Perkembangannya Menuju Top 10 Kharisma Event Nusantara 2025
Katolik Terkini - Festival Golo Koe kembali hadir di tahun 2025, menandai tahun keempat penyelenggaraannya sebagai festival keagamaan Katolik yang berpadu erat dengan budaya Manggarai.
Digelar setiap tahun pada 10–15 Agustus di Labuan Bajo, Festival Golo Koe tidak hanya menjadi momentum perayaan iman, tetapi juga ruang kolaborasi lintas sektor yang mendorong pariwisata, ekonomi, dan kesadaran ekologi di kawasan Timur Indonesia.
Makna dan Sejarah Festival Golo Koe
Festival Golo Koe pertama kali diadakan pada tahun 2022 oleh Keuskupan Ruteng dalam rangka mendukung Tahun Pastoral Pariwisata Holistik.
Festival ini mengangkat unsur devosi Katolik, khususnya penghormatan kepada Santa Maria, yang dipadukan dengan kekayaan budaya lokal Manggarai serta pemberdayaan UMKM dan anak muda.
Digagas sebagai bagian dari rangkaian pastoral lima tahunan Keuskupan Ruteng yang berlangsung sejak 2020, Festival Golo Koe merefleksikan nilai-nilai sinodalitas dan pengembangan masyarakat yang integral. Fokus pastoral tersebut meliputi:
- Tahun 2020: Tahun Penggembalaan
- Tahun 2021: Tata Layanan Kasih
- Tahun 2022: Pariwisata Holistik
- Tahun 2023: Ekonomi Berkelanjutan
- Tahun 2024: Ekologi Berkelanjutan
- Tahun 2025: Ekaristi Transformatif
Festival Golo Koe 2022: Spirit Pariwisata Holistik
Penyelenggaraan perdana Festival Golo Koe pada 10–15 Agustus 2022 mengusung tema “Pariwisata Holistik: Berpartisipasi, Berbudaya, dan Berkelanjutan.”
Kegiatan ini digagas oleh Keuskupan Ruteng bersama Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Politeknik Elbajo, dan Kementerian Pariwisata.
Agenda utama festival mencakup:
- Misa Inkulturatif di Marina Labuan Bajo
- Prosesi Maria Assumpta Nusantara
- Karnaval budaya Manggarai
- Pameran UMKM dan pentas seni
- Edukasi dan pemberdayaan kaum muda
- Aksi penghijauan dan rekoleksi
Festival ini menjadi momentum kebangkitan pariwisata dan ekonomi lokal pasca pandemi COVID-19. Ribuan umat Katolik dari seluruh wilayah Keuskupan Ruteng hadir dan meramaikan Labuan Bajo selama beberapa hari.
Festival Golo Koe 2023: Ekonomi Berkelanjutan yang Adil dan Sejahtera
Tahun 2023 menjadi momen penguatan pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas.
Dengan tema “Pastoral Ekonomi Berkelanjutan: Sejahtera, Adil, dan Ekologis,” penyelenggaraan festival menampilkan keberhasilan program pemberdayaan UMKM paroki dan komunitas umat.
Ciri khas festival tahun ini adalah:
- Luasnya area pameran UMKM
- Keragaman produk lokal hasil dampingan pastoral ekonomi
- Penguatan sinergi antara Gereja, pemerintah, dan pelaku usaha lokal
Festival Golo Koe 2023 tidak hanya mengangkat nilai iman dan budaya, tetapi juga menjadi ajang promosi ekonomi kreatif berbasis masyarakat lokal.
Festival Golo Koe 2024: Aksi Ekologi dalam Bingkai Spiritualitas
Tahun ketiga penyelenggaraan Festival Golo Koe mengambil tema “Pastoral Ekologi Integral: Harmoni, Pedagogi, dan Sejahtera.”
Fokus utama festival tahun ini adalah edukasi dan aksi nyata dalam bidang ekologi, antara lain: Penghitungan jejak karbon dari seluruh rangkaian acara, Edukasi ekologi bagi kaum muda dan remaja, Program penghijauan berkelanjutan.
Festival ini pun sukses masuk dalam daftar Kharisma Event Nusantara (KEN) 2024, yaitu daftar event unggulan dari seluruh Indonesia yang diseleksi oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Menparekraf Sandiaga Uno secara langsung menghadiri puncak acara Festival Golo Koe pada 15 Agustus 2024 dan menyerahkan SK resmi masuknya festival ini dalam daftar KEN.
Festival Golo Koe 2025: Masuk Top 10 Event Nasional
Pada awal tahun 2025, Festival Golo Koe mencetak sejarah baru dengan masuk ke dalam Top 10 KEN 2025 berdasarkan Keputusan Menteri Pariwisata No. SK/13/HK.01.02/MP/2025.
Ini merupakan bentuk apresiasi tertinggi dari pemerintah pusat terhadap kerja kolaboratif yang melibatkan Gereja, pemerintah daerah, dan komunitas lokal.
Wakil Bupati Manggarai Barat, Yulianus Weng, menyampaikan bahwa pencapaian ini tidak hanya membanggakan tetapi juga menjadi tanggung jawab untuk menghadirkan penyelenggaraan festival yang semakin menarik, meriah, dan berdampak luas.
Festival Golo Koe: Simbol Iman, Budaya, dan Kolaborasi untuk Labuan Bajo
Keberhasilan Festival Golo Koe menembus daftar Top 10 KEN 2025 menunjukkan bahwa perpaduan antara spiritualitas, budaya, dan pembangunan berkelanjutan dapat menjadi daya tarik wisata yang kuat.
Labuan Bajo kini tidak hanya dikenal sebagai pintu gerbang menuju Komodo, tetapi juga sebagai pusat wisata religi Katolik berskala nasional dan internasional.
Dengan dukungan penuh dari Gereja dan pemerintah, Festival Golo Koe diharapkan menjadi ikon event tahunan yang menginspirasi banyak daerah lain dalam menyelenggarakan festival keagamaan yang berkualitas, kontekstual, dan transformatif.(AD)
Dari Komsos Keuskupan Labuan Bajo
Posting Komentar