Asap Putih atau Hitam? Cerobong Legendaris Kapel Sistina Telah Siap Umumkan Paus Baru
Katolik Terkini - Cerobong asap sebagai tanda dalam penentuan pemilihan Paus Baru, akhirnya dipasang kembali di atas Kapel Sistina, menandai dimulainya masa-masa penuh harapan dan ketegangan di Vatikan.
Cerobong ini akan menjadi pusat perhatian dunia, karena dari sanalah asap putih atau hitam akan muncul untuk mengumumkan apakah seorang Paus baru telah terpilih.
Simbol Tradisi Pemilihan Paus Sejak Abad ke-15
Kapel Sistina, yang terkenal karena lukisan-lukisan dinding megah karya Michelangelo dan seniman Renaisans lainnya, menjadi lokasi bersejarah konklaf,proses tertutup pemilihan Paus oleh para kardinal Gereja Katolik.
Pemilihan Paus pertama yang tercatat di Kapel ini terjadi pada tahun 1492. Namun, sejak tahun 1878, Kapel Sistina telah digunakan secara permanen untuk setiap konklaf.
Kini, persiapan untuk pemilihan Paus yang baru, yang akan dimulai pada 7 Mei, telah memasuki tahap akhir.
Kapel Sistina ditutup untuk umum dan dalam beberapa hari ke depan, para petugas Vatikan akan melengkapi ruangan dengan peralatan audio, tata lantai khusus, dan sistem keamanan yang ketat demi menjaga kerahasiaan proses pemilihan.
Selama Kongregasi Umum yang digelar sebelum konklaf, tersedia layanan terjemahan simultan untuk membantu para kardinal dari berbagai negara memahami setiap pembahasan.
Namun, saat konklaf berlangsung, pertemuan bersifat tertutup dan tidak akan ada penerjemahan atau kehadiran pihak luar. Hanya para kardinal elektor yang diperbolehkan masuk.
Sebelum memasuki Kapel Sistina, seluruh kardinal akan mengikuti ibadat doa yang dipimpin dalam bahasa Latin. Setelah itu, mereka akan memasuki Kapel dalam prosesi khidmat dan mengucapkan sumpah kesetiaan serta kerahasiaan.
Kemudian, Kardinal Raniero Cantalamessa, mantan Pengkhotbah Rumah Tangga Kepausan, akan memberikan homili singkat untuk mempersiapkan hati para kardinal sebelum pemungutan suara dimulai.
Asap Putih atau Hitam: Tanda yang Dinantikan Dunia
Putaran pertama pemungutan suara akan dimulai setelah homili. Sejak saat itu, dunia akan menantikan pertanda yang keluar dari cerobong Kapel Sistina. Jika hasil pemungutan suara belum mencapai dua pertiga mayoritas yang dibutuhkan, maka asap hitam akan mengepul – menandakan belum terpilihnya Paus baru.
Namun, jika para kardinal berhasil memilih seorang Paus, maka asap putih akan muncul, disambut dengan sorak-sorai di Lapangan Santo Petrus dan dari berbagai penjuru dunia. Asap putih menjadi simbol bahwa Gereja Katolik kini memiliki Paus baru, Penerus Santo Petrus, yang akan memimpin lebih dari 1,3 miliar umat Katolik di seluruh dunia.
Proses konklaf akan berlangsung di bawah pengawasan ketat dengan teknologi anti-penyadapan dan penjagaan keamanan ekstra, demi menjaga integritas dan kerahasiaan setiap tahap pemungutan suara.
Meskipun tertutup, jutaan umat dan masyarakat umum dari berbagai belahan dunia akan terus menyaksikan setiap perkembangan lewat siaran langsung dan berita daring.
Konklaf pemilihan Paus baru selalu menjadi momen bersejarah dan penuh makna, bukan hanya bagi umat Katolik, tetapi juga bagi dunia secara keseluruhan. Dari balik pintu Kapel Sistina, sejarah baru sedang ditulis, dan dunia menanti sosok yang akan memimpin Gereja Katolik di era yang baru.(AD)
Sumber: Vatican News
Posting Komentar