8 Kardinal dari Fransiskan Siap Ikut Konklaf: Akankah Fransiskus Kedua Lahir?
Katolik Terkini - Sebanyak delapan Kardinal dari ordo Fransiskan dipastikan akan ikut serta dalam Konklaf 2025 yang akan memilih Paus baru bagi Gereja Katolik.
Kehadiran mereka tidak hanya memberikan pengaruh semangat hidup ordo tersebut dalam kehidupan Gereja, tetapi juga visi Gereja yang semakin global dan berakar pada semangat pelayanan kepada kaum kecil dan marjinal.
Delapan kardinal Fransiskan yang akan memasuki Kapel Sistina untuk memilih Paus baru adalah:
- Jaime Spengler, OFM
- Leonardo Ulrich Steiner, OFM
- Pierbattista Pizzaballa, OFM
- Luis Gerardo Cabrera Herrera, OFM
- Fridolin Ambongo Besungu, OFMCap
- Francois-Xavier Bustillo, OFMConv
- Mauro Gambetti, OFMConv
- Dominique Joseph Mathieu, OFMConv
Kedelapannya berasal dari tiga cabang besar ordo Fransiskan: Ordo Saudara Dina (OFM), Ordo Kapusin (OFM Cap), dan Ordo Fransiskan Konventual (OFM Conv). Hal tersebut menunjukkan kehadiran kuat Ordo Fransiskan di tengah dinamika Gereja global. Ordo ini dikenal karena semangat kesederhanaan, pelayanan kepada kaum miskin, dan semangat persaudaraan yang bersumber pada nilai-nilai Injil.
Gereja yang Semakin Global dan Inklusif
Konklaf 2025 mencerminkan perubahan besar dalam wajah Gereja Katolik sejak kepemimpinan Paus Fransiskus. Dari 135 Kardinal pemilih, 108 di antaranya diangkat oleh Paus Fransiskus sendiri.
Hanya 22 diangkat oleh Paus Benediktus XVI dan lima oleh Santo Yohanes Paulus II. Tiga dari para Kardinal “senior” tersebut termasuk Philippe Barbarin (Prancis), Josip Bozanic (Kroasia), dan Peter Turkson (Ghana).
Gereja kini semakin meninggalkan wajah Eropa-sentris. Selama lebih dari satu dekade, Paus Fransiskus berhasil mendorong representasi dari wilayah-wilayah “pinggiran” seperti dari Asia, Afrika, hingga Amerika Latin dan Oseania.
Untuk pertama kalinya, 15 negara yang sebelumnya belum pernah diwakili akan mengirim Kardinal pemilih, termasuk dari Timor Leste, Sudan Selatan, dan Tonga.
Distribusi geografis para Kardinal yang ikut memilih; mulai Dari Eropa: 53 Kardinal, Amerika: 37 Kardinal (16 dari Amerika Utara, 4 dari Tengah, 17 dari Selatan), Asia: 23 Kardinal, Afrika: 18 Kardinal, dan Oseania: 4 Kardinal.
Italia tetap menjadi negara dengan representasi terbesar (19 Kardinal), diikuti oleh Prancis (6) dan Spanyol (5).
Meski Eropa masih mendominasi secara jumlah, representasi dari Amerika Latin, Afrika, dan Asia mengalami peningkatan signifikan. Hal ini mencerminkan kenyataan bahwa masa depan Gereja Katolik akan semakin bercorak non-Eropa.
33 Kardinal dari Tarekat Religius
Sebanyak 33 dari para Kardinal pemilih berasal dari 18 tarekat religius, dengan ordo Fransiskan menjadi salah satu yang paling dominan.
Selain delapan Fransiskan, ada juga lima dari ordo Salesian, empat Jesuit, dan dua Dominikan. Hal ini menunjukkan kuatnya keterlibatan komunitas religius dalam arah masa depan Gereja Katolik.
Kardinal termuda adalah Mikola Bychok (45 tahun), sedangkan yang tertua adalah Carlos Osoro Sierra (79 tahun). Ada enam Kardinal berusia di bawah 55 tahun, dan sebagian besar berasal dari dekade kelahiran 1950-an hingga 1970-an.
Variasi usia ini memberi harapan pada kombinasi pengalaman dan semangat baru dalam memilih pemimpin Gereja universal.
Keterlibatan delapan kardinal Fransiskan dalam Konklaf 2025 memperkuat kontribusi ordo ini terhadap arah dan masa depan Gereja Katolik.
Dikenal karena semangat kemiskinan, kerendahan hati, dan persaudaraan, para Fransiskan ini membawa suara pinggiran dan semangat Injili yang kuat ke dalam pemilihan Paus berikutnya.
Dalam konteks Gereja yang semakin global dan inklusif, suara mereka menjadi bagian penting dalam menentukan gembala baru umat Katolik sedunia.(AD)
Sumber: Vatican News
Posting Komentar