Vatikan Menegur AS? Isi Pesan Paus kepada JD Vance dan Pemerintahan Trump
Katolik Terkini - Wakil Presiden Amerika Serikat, JD Vance, bersama keluarganya dijadwalkan melakukan kunjungan ke Italia dan India pada akhir Pekan Suci hingga Paskah, 18–24 April 2025.
Menurut rilis resmi dari Gedung Putih, lawatan ini mencakup pertemuan penting dengan pejabat tinggi Vatikan serta Perdana Menteri India, Narendra Modi.
Selama berada di Roma, JD Vance akan bertemu dengan Sekretaris Negara Vatikan, Kardinal Pietro Parolin, serta Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni. Belum dipastikan apakah Vance juga akan bertemu langsung dengan Paus Fransiskus yang saat ini masih menjalani masa pemulihan setelah sakit serius.
Setelah kunjungan ke Vatikan, Vance akan melanjutkan perjalanan ke India. Di sana, ia akan mengunjungi tiga kota utama: New Delhi, Jaipur, dan Agra. Ia dijadwalkan menghadiri sejumlah acara budaya dan diplomatik yang berkaitan dengan kerja sama internasional antara AS dan India.
Bahas Isu Ekonomi dan Geopolitik Global
Dalam kunjungannya ke kedua negara ini, Vance menekankan pentingnya membangun dialog mengenai prioritas bersama di bidang ekonomi dan geopolitik. Ia berharap pertemuan dengan para pemimpin dunia dapat mempererat hubungan diplomatik serta menciptakan solusi damai untuk isu-isu global.
Sebelumnya, pada Februari lalu, Vance sempat mengunjungi Jerman untuk menghadiri Konferensi Keamanan Munich. Dalam forum tersebut, ia mengkritik beberapa pemerintahan Eropa terkait kebebasan berpendapat dan kebebasan beragama.
Pandangan Gereja Katolik Soal Kebijakan Imigrasi AS
Perjalanan Vance ke Vatikan terjadi di tengah sorotan terhadap kebijakan imigrasi pemerintahan Trump, yang sebelumnya dikecam Vatikan dan Konferensi Waligereja Katolik AS. Kebijakan tersebut mencakup rencana deportasi massal serta pemotongan dana untuk organisasi kemanusiaan, termasuk lembaga Katolik yang melayani migran di dalam dan luar negeri.
Menanggapi kritik tersebut, Vance membela kebijakan tersebut dengan mengutip konsep teologis Katolik ordo amoris, kasih yang tertata dengan benar.
Menurutnya, warga negara harus mengutamakan belas kasih kepada sesama rakyatnya terlebih dahulu sebelum memperluas kepedulian ke dunia internasional.
“Ada konsep Kristen bahwa cinta dimulai dari keluarga, lalu tetangga, lalu komunitas, baru kemudian dunia yang lebih luas,” ujar Vance dalam wawancara dengan Sean Hannity dari Fox News, dikutip dari Catholic News Agency.
Tanggapan Paus Fransiskus
Paus Fransiskus kemudian merespons dengan menulis surat kepada para uskup AS. Dalam surat tersebut, Paus menekankan bahwa deportasi terhadap orang-orang yang terpaksa meninggalkan tanah air mereka karena kemiskinan, kekerasan, atau krisis lingkungan adalah tindakan yang merendahkan martabat manusia.
Sri Paus juga menegaskan bahwa ordo amoris yang sejati adalah kasih yang menciptakan persaudaraan tanpa batas, seperti yang diajarkan dalam perumpamaan tentang Orang Samaria yang Baik Hati (Luk 10:25-37).(AD)
Posting Komentar