SOMA Angkatan Pertama: Menyalakan Semangat Misi Anak dan Remaja di Keuskupan Labuan Bajo
Katolik Terkini - Keuskupan Labuan Bajo melalui Karya Misi Kepausan Indonesia (KMKI), bekerja sama dengan Wahana Visi Indonesia (WVI), sukses menyelenggarakan School of Missionary Animators (SOMA) Angkatan I pada 18–21 September 2025 di Hotel Sylvia, Labuan Bajo.
Kegiatan perdana ini diikuti 73 animator dan animatris yang merupakan utusan dari 26 paroki se-Keuskupan Labuan Bajo, dengan dukungan penuh dari 10 orang Tim KMKI Keuskupan Labuan Bajo dan 3 orang Tim Wahana Visi Indonesia.
SOMA mengusung tema “Memperkuat Struktur dan Karya SEKAMI dalam Semangat Sinodalitas dan Misioner”, sebagai upaya memperkuat kapasitas para pendamping anak dan remaja misioner (SEKAMI), sekaligus meneguhkan pola pastoral yang sinodal, solid, dan solider sebagaimana rekomendasi Sidang Pastoral Post-Natal Keuskupan Labuan Bajo pada Januari lalu.
Pesan Penting: Sinodalitas dan Kolaborasi
Dalam sambutannya, RD. Risno Maden, Direktur Diosesan KMKI Keuskupan Labuan Bajo, menekankan pentingnya semangat kolaborasi dalam membangun Gereja yang misioner.
“Sebagai sebuah keuskupan yang baru yang dijiwai oleh semangat sinodalitas dan misioner, kegiatan SOMA Angkatan Pertama dapat berhasil karena kerjasama antara KMKI Keuskupan Labuan Bajo dengan Wahana Visi Indonesia (WVI). Selain itu, dukungan penuh dari para Pastor Paroki dan terutama YM Bapa Uskup, Mgr. Maksimus Regus. Semoga SOMA ini dapat membekali para animator dan animatris dalam karya misi bagi anak dan remaja misioner di setiap paroki dan stasi,” ujarnya.
Senada dengan itu, RD. Fransiskus Nala, Sekretaris Jenderal Keuskupan Labuan Bajo, menyampaikan apresiasinya dan berharap agar kegiatan serupa terus berlanjut.
“Mewakili Bapa Uskup, saya mengucapkan proficiat kepada para animator dan animatris bersama KMKI Keuskupan Labuan Bajo dalam kerja sama dengan Wahana Visi Indonesia. Semoga pola pastoral yang sinodal dalam kegiatan SOMA tetap menjadi ciri utama dalam berpastoral. Saya berharap ada kegiatan SOMA untuk angkatan kedua dan seterusnya,” katanya.
Dukungan serupa juga datang dari Kristian Yanssen Sahputra, Program Coordinator AP Manggarai Barat sekaligus perwakilan Wahana Visi Indonesia.
“Mewakili Wahana Visi Indonesia, saya mengucapkan proficiat kepada animator dan animatris yang telah mengikuti SOMA angkatan pertama dengan penuh antusias. Terima kasih juga kepada KMKI Keuskupan Labuan Bajo dan YM Bapa Uskup yang memberikan ruang bagi kami WVI untuk berkolaborasi,” tuturnya.
Pembekalan Materi yang Kaya dan Inspiratif
Selama empat hari kegiatan, para peserta mendapat berbagai materi yang memperkuat wawasan iman dan keterampilan pastoral mereka.
RD. Risno Maden membawakan materi tentang karya misi kepausan dan Serikat Kepausan Anak dan Remaja Misioner. RD. Servulus Juanda mengajak peserta mendalami spiritualitas seorang animator-animatris. Kristian Yanssen Sahputra menyampaikan LogFrame dan panduan kelembagaan SEKAMI. RD. Fransiskus Nala memperkenalkan kebijakan safeguarding Keuskupan Labuan Bajo.
Ibu Festy memandu sesi kreativitas pendampingan iman anak misioner, termasuk latihan gerak, lagu, dan permainan untuk mendukung karya animasi anak dan remaja.
Tak hanya mendengarkan materi, para peserta juga diajak menciptakan yel-yel, lagu, dan gerakan khas SEKAMI Keuskupan Labuan Bajo, serta berbagi praktik baik dari paroki masing-masing. Suasana pembelajaran berlangsung partisipatif, penuh semangat, dan hidup.
Harapan dari Peserta
Isna, animatris dari Paroki Compang, menyampaikan rasa syukur dan harapannya setelah mengikuti SOMA.
“Semoga dengan kegiatan SOMA ini kami animatris menjadi lebih semangat lagi dalam pelayanan, dan kami bisa membentuk generasi muda yang beriman serta bertanggung jawab aktif dalam Gereja,” ungkapnya.
Kegiatan SOMA Angkatan Pertama ditutup dengan penyerahan sertifikat oleh RD. Fransiskus Nala. SOMA dipandang sebagai langkah strategis untuk membangun Gereja yang sinodal dan ramah anak, sekaligus memperlengkapi para animator agar lebih kreatif, berintegritas, dan berdaya guna dalam mendampingi anak dan remaja misioner di seluruh paroki Keuskupan Labuan Bajo.
Dengan keberhasilan angkatan pertama ini, harapan besar pun muncul agar SOMA dapat terus berlanjut ke angkatan berikutnya, menjadi wadah pembinaan yang konsisten dalam menumbuhkan semangat misioner di Nusa Tenggara Timur dan sekitarnya.(AD)
Sumber : Komsos Keuskupan Labuan Bajo
Posting Komentar