Rapat Pleno SGPP KWI 2025: Membangun Harapan untuk Keadilan dan Kesetaraan Gender
Katolik Terkini - Sekretariat Gender dan Pemberdayaan Perempuan (SGPP) Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) mengadakan Rapat Pleno Nasional selama empat hari, dari 27–30 Juni 2025, di Kantor KWI, Menteng, Jakarta.
Acara ini menjadi momen penting untuk memperkuat misi Gereja Katolik dalam memperjuangkan keadilan dan kesetaraan gender di Indonesia.
Kegiatan ini dihadiri oleh utusan SGPP dari berbagai keuskupan di seluruh Indonesia serta mitra-mitra eksternal. Rapat dibuka dengan perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Mgr. Valentinus Saeng, CP, Uskup Keuskupan Sanggau sekaligus Moderator SGPP KWI, pada Jumat (27/6/2025).
Tema dan Fokus: Insan Pengharapan untuk Keadilan Gender
Dengan mengusung tema “Berjalan Bersama sebagai Insan Pengharapan Bagi Perwujudan Keadilan dan Kesetaraan Gender”, rapat pleno ini bertujuan mengkaji ulang implementasi edukasi dan promosi keadilan gender di keuskupan-keuskupan.
Melalui pertukaran praktik baik, peserta mencari strategi kreatif untuk menjawab tantangan sosial dan kultural yang masih menjadi penghambat utama kesetaraan gender, bahkan di kalangan perempuan sendiri.
Sr. Stefani Rengkuan, SJMJ, Sekretaris SGPP KWI, menyampaikan bahwa kegiatan ini dilatarbelakangi semangat sinodalitas: berjalan bersama dalam persekutuan, partisipasi, dan misi, sebagai bagian dari ziarah pengharapan Gereja Katolik Indonesia.
Narasumber dari Berbagai Lini: Gereja, Pemerintah, Akademisi dan Aktivis
Rapat Pleno SGPP 2025 menghadirkan sejumlah narasumber nasional dari berbagai sektor, antara lain:
- Mgr. Valentinus Saeng, CP – Membawakan Keynote Speech tentang Visi Antropologi Kristiani tentang Manusia dan Gender.
- Dra. Hj. Arifatul Choiri Fauzi, M.Si – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
- Prof. Stella Christie, Ph.D – Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.
- Dr. Amurwani Dwi Lestariningsih – Deputi Kesetaraan Gender KemenPPPA.
- Andy Yentriyani – Mantan Ketua Komnas Perempuan (2020–2025).
- Wilma Chrysanti – Aktivis urbanis dan penggagas Kota Tanpa Sampah.
- Prof. Dra. Francisia Saveria Sika Ery Seda, M.A., Ph.D – Guru Besar Sosiologi, FISIP UI sebagai penanggap diskusi.
Tantangan dan Harapan: Perlu Strategi Kontekstual dan Inklusif
Dalam sambutannya, Mgr. Valentinus menegaskan bahwa perjuangan keadilan gender masih menghadapi banyak tantangan, mulai dari minimnya kesadaran masyarakat, termasuk dari perempuan sendiri, hingga resistensi berbasis tafsir agama, budaya dan tradisi.
Ia menyebut perlunya strategi lintas sektor, termasuk komitmen publik dan Gereja, untuk menciptakan ruang pemberdayaan yang lebih luas dan konkret.
“Gereja Katolik peduli terhadap persoalan ini. SGPP menjadi corong Gereja, menjembatani dialog dengan lembaga pemerintah maupun non-pemerintah dalam upaya kolektif memperjuangkan keadilan gender,” tegasnya.
Menuju Strategi 3 Tahun ke Depan
Rapat Pleno ini juga akan merumuskan Rencana Strategis (Renstra) SGPP untuk 3 tahun ke depan, yang akan diimplementasikan baik di tingkat KWI maupun di keuskupan-keuskupan. Dalam penyusunan strategi tersebut, peserta merujuk pada dua hal utama:
- Pertanyaan reflektif dari Instrumentum Laboris Sinode Para Uskup 2023 terkait peran perempuan dalam Gereja.
- Konteks sosial kultural di Indonesia yang membutuhkan pendekatan khas dan kontekstual.
Sr. M. Margaretha, F.Ch dari Keuskupan Agung Palembang menambahkan, “Rapat ini menjadi sarana penguatan simpul SGPP di seluruh keuskupan, termasuk mengajak keterlibatan kaum muda dalam membangun Gereja yang partisipatif dan setara.”(AD)
Oleh: Andreas Daris (Kontributor Palembang)
Posting Komentar