Dari Maria ke Media: Gereja Katolik Rayakan Penutup Bulan Maria dan Komunikasi Sedunia
Katolik Terkini - Dalam suasana penuh syukur dan kekhusyukan, umat Paroki Santo Yoseph Palembang menutup rangkaian kegiatan Bulan Maria sekaligus memperingati Hari Komunikasi Sosial Sedunia 2025 dengan Perayaan Ekaristi dan pembakaran ujud doa, Sabtu malam (31/5/2025).
Perayaan Ekaristi yang digelar di gereja paroki tersebut dipimpin oleh Romo Titus Jatra Kelana, dan turut didampingi oleh para imam lainnya: Romo Sulatin, Romo Een, Romo Ongko, dan Romo Liberto.
Misa ini dihadiri ratusan umat yang datang dengan penuh kerinduan akan kehadiran dan kedekatan dengan Tuhan.
Komunikasi Lemah Lembut dalam Doa: Pesan Hari Komunikasi Sedunia 2025
Dalam homilinya, RD Yohanes Ongko Handoko menegaskan pentingnya relasi yang erat dengan Tuhan sebagai dasar dari komunikasi yang sejati.
Mengutip pesan Paus Fransiskus untuk Hari Komunikasi Sedunia ke-59, Romo Ongko mengajak umat untuk “membagikan harapan dengan lemah lembut, bukan dengan teriakan atau amarah yang menyala-nyala.”
"Kesatuan dan harapan ini adalah inti komunikasi yang dirayakan Gereja. Doa adalah salah satu cara menyampaikan harapan secara lemah lembut," ujar Romo Ongko dalam homili yang menyentuh hati banyak umat.
Ia menekankan bahwa seperti Yesus yang menyampaikan doanya dengan penuh cinta dan harapan kepada Bapa-Nya, umat Kristiani juga diajak untuk menjadikan doa sebagai sarana membangun kesatuan dan menyampaikan harapan.
Makna Doa: Menjaga Kesatuan dan Memupuk Harapan
Dalam permenungan Injil hari itu, Romo Ongko menyoroti doa Yesus yang menyatukan Dia dengan Bapa dan murid-murid-Nya.
"Yesus menginginkan agar para muridNya, termasuk kita semua, hidup dalam kesatuan dengan-Nya dan satu sama lain," tutur Romo.
Ia melanjutkan bahwa dalam setiap doa, dua hal harus hadir: kesatuan dengan Tuhan dan harapan-harapan baik, bahkan ketika sedang tidak baik-baik saja—saat marah, kecewa, atau sedih.
Dalam situasi apapun, umat tetap diajak menjaga relasi dengan Tuhan dan membawa doa-doa yang membangun, penuh iman dan kasih.
Doa sebagai Komunikasi dalam Keluarga
Romo Ongko juga menyinggung pentingnya menjadikan doa sebagai media komunikasi dalam keluarga. Doa menjadi tempat orang tua menyampaikan harapan untuk anak-anaknya, dan sebaliknya.
“Tuhan, semoga anakku semakin rajin belajar, bertumbuh dalam doa dan kasih,” ujar Romo mencontohkan isi doa orang tua.
“Atau anak yang berdoa: Tuhan, semoga orang tuaku semakin sabar, tidak mudah marah,” tambahnya.
Dengan cara ini, doa menjadi ruang komunikasi kasih dan harapan dalam keluarga, sekaligus memperkuat iman dalam kehidupan sehari-hari.
Menutup Bulan Maria dengan Penuh Makna
Misa penutupan Bulan Maria ini ditutup dengan ritual pembakaran ujud doa, sebuah tradisi yang menyimbolkan penyerahan harapan dan permohonan umat kepada Bunda Maria.
Asap dari kertas-kertas berisi doa itu melambung ke langit sebagai tanda pengharapan dan iman umat yang disatukan dalam semangat Ekaristi.
Acara ini menjadi momen berharga bagi umat Paroki Santo Yoseph Palembang, tidak hanya sebagai perayaan liturgi, tetapi juga sebagai pengingat akan pentingnya komunikasi yang lahir dari doa, kasih, dan kesatuan dalam Kristus.(AD)
Oleh: Andreas Daris (Kontributor Palembang)
Posting Komentar