Kesaksian Sr. Cecilia: Orang Tuaku Calon Santo dan Santa, Tapi Mereka Hidup Sangat Sederhana
Katolik Terkini - Sebuah kisah iman dan cinta keluarga yang luar biasa datang dari Malta. Sr. Cecilia Casolani, seorang biarawati dari Kongregasi Suster St. Yosef dari Penampakan, memberikan kesaksian menyentuh tentang kedua orang tuanya, Inez dan Henry Casolani.
Pasangan yang menikah pada tahun 1944 ini menjadi pasangan suami-istri pertama dari Malta yang proses kanonisasinya diajukan ke Vatikan.
Sr. Cecilia, satu-satunya anak dari pasangan ini, merasa sangat diberkati bisa menyaksikan langsung kehidupan orang tuanya yang penuh dengan kesucian dan kasih sejati setiap hari.
“Saya jarang berbicara tentang orang tua saya, karena mereka adalah orang tua saya. Tapi ketika ada yang bertanya dengan sungguh-sungguh, saya dengan senang hati membagikan kisah mereka,” ungkapnya.
Menurut Sr. Cecilia, orang tuanya bukanlah tokoh terkenal atau pelaku mujizat besar. Mereka adalah pasangan biasa yang hidup dengan luar biasa.
“Kisah mereka adalah tentang ‘kekudusan yang biasa’. Mereka menjalani hidup sehari-hari dengan kasih, keikhlasan, dan pengabdian kepada Tuhan,” ujarnya.
Inez Casolani dikenal sebagai pribadi penuh semangat, hangat, dan penuh empati. Ia adalah pendiri Adorasi Malam di paroki mereka dan dikenal sangat dekat dengan Tuhan.
“Mama sering berkata: ‘Apa pun yang Tuhan beri, aku terima dengan sukacita.’ Ia selalu menempatkan Tuhan di atas segalanya, bahkan di atas anaknya sendiri,” kenang Sr. Cecilia.
Sementara itu, Henry Casolani adalah sosok ayah yang penyayang, suami yang setia, serta pribadi yang dikenal luas sebagai “rasul perdamaian”.
Ia bekerja dengan penuh integritas, dikenal karena ketelitian dan kerendahan hatinya. Bahkan di akhir hidupnya, ia tetap setia menginspirasi dengan kata-kata sederhana seperti, “Saya baik-baik saja,” dan “Semoga Tuhan memberkati Anda.”
Warisan Nilai dan Iman
Sr. Cecilia tumbuh dengan nilai-nilai kekristenan yang kuat dari kedua orang tuanya. Ia mengenang banyak ungkapan mereka yang terus membekas hingga kini. Dari ibunya, ia sering mendengar: “Apa pun yang kamu lakukan, lakukanlah dengan cinta untuk Yesus,” dan “Jangan pernah sia-siakan waktu, waktu tidak menunggu siapa pun.”
Ayahnya, meski pendiam, sering menanamkan kesadaran akan kasih Tuhan dan pentingnya pengampunan. Ia bahkan dikenal tak pernah berkata buruk tentang siapa pun.
“Saya hanya punya satu catatan: bahwa saya tidak pernah mengatakan hal buruk tentang siapa pun, bahkan sejak kecil,” kata Henry, sebagaimana diingat putrinya.
Mengapa Mereka?
Ketika ditanya mengapa ia yakin bahwa Roh Kudus memilih orang tuanya sebagai teladan kudus bagi Gereja semesta, Sr. Cecilia menjawab: “Mereka adalah bukti nyata bahwa semua orang dipanggil untuk menjadi kudus, bukan hanya imam atau biarawan, tapi juga suami, istri, dan orang tua. Mereka menjalani Injil dalam kehidupan sehari-hari mereka.”
Selain itu, ia juga menekankan bagaimana orang tuanya hidup dengan sukacita Kristen sejati, bahkan di tengah penderitaan. Ia mengisahkan bagaimana ibunya tetap bercanda soal kakinya yang sakit, dan bagaimana ayahnya membuat staf medis tertawa di ruang operasi saat pemasangan alat pacu jantung.
Proses Kanonisasi yang Sedang Berjalan
Saat ini, proses kanonisasi Inez dan Henry Casolani masih berada di tahap awal di Roma. Namun banyak pihak percaya bahwa suatu hari nanti, Gereja Katolik akan mengenang mereka sebagai Santo dan Santa Casolani. Tanggal pesta mereka kemungkinan akan ditetapkan pada 19 April, tanggal pernikahan mereka.
Bagi Sr. Cecilia, yang kini juga ikut serta dalam proses ini, kehidupan kedua orang tuanya adalah warisan yang sangat berharga.
“Kehidupan mereka yang sederhana namun penuh cinta, adalah pengingat bahwa kekudusan bisa tumbuh dalam keluarga, di tengah rutinitas harian, dan dalam kasih yang setia.” (AD)
Sumber: aleteia.org
Posting Komentar