Setelah 800 Tahun Terdiam, Organ Betlehem Menggema Lagi di Biara Fransiskan
Katolik Terkini - Sebuah instrumen musik berusia hampir seribu tahun kembali mengalun di Tanah Suci. Organ abad ke-11 yang dikenal sebagai “Organ Betlehem” berhasil dimainkan kembali setelah 800 tahun terdiam. Peristiwa bersejarah ini terjadi di Biara Fransiskan St. Saviour, Yerusalem, pada 9 September 2025.
Organ bersejarah ini, seperti dilansir dari Aleteia.org, terdiri dari 222 pipa perunggu yang dibuat di Prancis pada abad ke-11, lalu dibawa ke Tanah Suci oleh para Tentara Salib. Instrumen ini diyakini pernah mengisi ruang liturgi di Gereja Kelahiran Yesus di Betlehem.
Namun, ketika perang mengancam pada tahun 1244, para Fransiskan memutuskan untuk membongkar organ dan menguburnya bersama lonceng serta benda liturgi lainnya demi melindungi harta rohani itu. Selama berabad-abad, organ ini tersembunyi di dalam tanah hingga akhirnya ditemukan kembali pada tahun 1906 saat pekerjaan konstruksi di dekat Gereja Kelahiran berlangsung.
Meski sudah ditemukan, arti penting organ tersebut baru benar-benar terungkap setelah penelitian panjang oleh David Catalunya, seorang peneliti sekaligus organis asal Spanyol.
Dalam acara konferensi pers, 16 pipa dipasang pada kotak angin khusus buatan pembuat organ master Winold van der Putten. Enam di antaranya adalah pipa asli. Ketika udara dialirkan, terdengar suara yang sangat berbeda dari organ modern.
Organ ini memiliki 18 pipa per nada, sementara organ masa kini biasanya hanya lima atau enam. Hasilnya adalah lapisan suara yang kaya, berkilau, dan unik. Catalunya menyebut bunyinya “sangat mirip musik surgawi.”
Jurnalis OSV News, Judith Sudilovsky, menggambarkan momen itu bagaikan “membuka makam seorang firaun,” dengan suara kuno yang tetap terjaga utuh.
Proyek kebangkitan Organ Betlehem ini dipimpin oleh Complutense Institute of Musical Sciences (Madrid), bekerja sama dengan Museum Terra Sancta Fransiskan dan Kustodi Tanah Suci. Tahap berikutnya adalah pembangunan replika penuh agar publik dapat menikmati suara organ secara lengkap.
Pipa asli dan kotak organ hasil rekonstruksi akan dipamerkan di “Music Cloister” Museum Terra Sancta. Rencana juga disiapkan untuk membuat replika tambahan di Betlehem dan beberapa kota di Eropa.
Koos van de Linde, seorang sejarawan organ, menyebut keterlibatannya dalam proyek ini sebagai “kehormatan besar” sekaligus bentuk kebangkitan sejarah. Katekismus Gereja Katolik sendiri menyebut musik liturgi sebagai “harta bernilai tak terhingga” yang mampu mengajar, menyembuhkan, dan menyimpan memori iman.
Bagi umat beriman maupun masyarakat umum, kebangkitan organ ini menjadi tanda bahwa seni sakral tidak hanya berfungsi sebagai hiasan, melainkan juga sebagai warisan yang menjaga martabat manusia dan keindahan lintas abad.
Organ Betlehem kini bukan hanya sekadar peninggalan sejarah, tetapi juga guru bagi generasi masa kini. Seperti diungkapkan Van der Putten, tugas pemulih adalah “meletakkan material di depan dan mendengarkan.”
Pesan ini seolah menjadi pengingat bahwa dalam dunia yang bising, ada baiknya kita kembali mendengarkan suara keheningan dan doa.
Di Yerusalem, organ tertua dalam sejarah Kekristenan kini kembali berbicara, berkat ketekunan para peneliti, penjagaan para Fransiskan, dan sedikit sentuhan penyelenggaraan Ilahi.(AD)

Posting Komentar