Paus Leo XIV Kanonisasi Carlo Acutis dan Pier Giorgio Frassati, Santo Baru Pelindung Kaum Muda
Katolik Terkini - Vatikan kembali mencatatkan momen bersejarah pada Minggu, ketika Paus Leo XIV secara resmi mengangkat dua putra muda Italia, Pier Giorgio Frassati dan Carlo Acutis, menjadi santo Gereja Katolik.
Perayaan kanonisasi yang berlangsung di Lapangan Santo Petrus ini dihadiri lebih dari 70 ribu umat dari seluruh dunia.
Dilansir dari Catholic News Agency (CNA) pada Minggu (7/9/2025), Kanonisasi tersebut menjadi yang pertama dalam masa kepausan Paus Leo XIV, sekaligus menandai arah pastoralnya yang menekankan teladan iman kaum muda.
Suasana penuh sukacita terasa ketika Sri Paus membacakan ritus kanonisasi. Tepuk tangan meriah menggema, sementara umat melambaikan bendera dan menyanyikan lagu rohani.
Kehadiran Keluarga Carlo Acutis
Momen ini semakin bermakna karena keluarga Carlo Acutis hadir langsung dalam perayaan. Orang tua Carlo, Andrea dan Antonia, tampak duduk di barisan depan bersama kedua anak mereka yang lain, Francesca dan Michele.
Michele, adik Carlo, mendapat kehormatan untuk membacakan Kitab Kebijaksanaan dalam perayaan Misa Kudus. Kehadiran mereka menjadi pengingat bahwa iman dan teladan seorang remaja sederhana dapat menggugah jutaan orang di seluruh dunia.
Homili Paus: Kebijaksanaan Sejati dari Allah
Dalam homilinya, Paus Leo XIV mengangkat renungan dari Kitab Kebijaksanaan, khususnya doa Raja Salomo yang memohon kebijaksanaan. Ia mengaitkannya dengan kehidupan Frassati dan Acutis yang baru dikanonisasi.
“Siapakah yang dapat memahami kehendak-Mu, ya Tuhan, bila Engkau tidak memberikan kebijaksanaan dan mengutus Roh Kudus-Mu dari tempat tinggi?” kutip Sri Paus.
Beliau menegaskan, seperti halnya Salomo yang menyadari keterbatasannya meski memiliki banyak harta dan kuasa, Pier Giorgio dan Carlo juga memahami bahwa kebijaksanaan sejati hanya datang dari Allah. Mereka lebih memilih persahabatan dengan Kristus daripada mengejar ambisi duniawi.
Liputan dari Vatikan menyoroti gaya Paus Leo XIV yang berbeda dari pendahulunya. Paus Fransiskus biasanya hanya memberi homili singkat dalam upacara kanonisasi. Namun Paus Leo justru berbicara panjang lebar tentang teladan hidup para santo baru.
Hal ini memberi kesan bahwa beliau ingin umat, khususnya generasi muda, benar-benar mengenal dan meneladani Carlo Acutis dan Pier Giorgio Frassati.
Pesan untuk Kaum Muda: Jadikan Hidup Mahakarya
Dalam pesannya, Paus Leo XIV menekankan bahwa Frassati dan Acutis adalah sahabat bagi kaum muda di seluruh dunia. Frassati adalah seorang mahasiswa dari awal abad ke-20, sedangkan Carlo adalah remaja era digital yang wafat pada 2006.
Meski berbeda zaman, keduanya sama-sama jatuh cinta kepada Yesus dan siap memberikan segalanya demi iman.
“Jangan sia-siakan hidup. Arahkan ke atas, dan jadikan sebuah mahakarya,” pesan Paus, yang disambut tepuk tangan panjang dari umat.
Sri Paus menjelaskan, jalan kekudusan tidak harus melalui peristiwa besar, melainkan bisa ditempuh melalui kehidupan sederhana sehari-hari.
Pier Giorgio Frassati bertemu Tuhan lewat kegiatan di sekolah, kelompok doa, Aksi Katolik, Konferensi Santo Vincentius, Federasi Universitas Katolik Italia, hingga Ordo Ketiga Dominikan. Ia dikenal karena sukacita hidup, doa yang tekun, dan pengabdian kepada sesama.
Carlo Acutis, di sisi lain, membangun imannya dalam lingkup keluarga. Ia dibesarkan dalam kasih sayang orang tua, aktif di sekolah, dan yang terpenting, setia pada doa, Misa harian, dan adorasi Ekaristi. Carlo bahkan menggunakan keahliannya di dunia digital untuk menyebarkan devosi Ekaristi melalui internet.
Menurut Paus Leo, inilah “rumus kemenangan” menuju kekudusan: hal-hal sederhana yang bisa dilakukan setiap umat Katolik.
Doa untuk Perdamaian Dunia
Selain membicarakan kedua santo muda, Paus Leo XIV juga mengangkat isu global yang tengah menjadi perhatian dunia. Dalam doa khusus, beliau menyerukan perdamaian bagi Tanah Suci, Ukraina, dan wilayah lain yang dilanda konflik.
“Saya mengajak semua pihak berwenang untuk menurunkan senjata yang hanya membawa kehancuran dan kematian. Senjata tidak pernah menghadirkan damai dan keamanan,” tegas Sri Paus.
Beliau menambahkan bahwa Allah tidak menghendaki perang, melainkan damai. Allah menopang mereka yang berjuang demi perdamaian dan memilih jalan dialog. Pesan ini menjadi salah satu sorotan utama dalam perayaan kanonisasi.
Setelah Misa Kudus, Paus Leo XIV memimpin doa Angelus bersama umat. Kemudian beliau berkeliling Lapangan Santo Petrus dengan mobil kepausan, melambaikan tangan, dan kerap berhenti untuk memberkati bayi yang diangkat umat kepadanya.
Momen penuh kehangatan itu menutup perayaan dengan suasana haru sekaligus sukacita. Seorang peziarah asal Australia, Caroline Khouri, mengaku perayaan itu akan selalu ia kenang. “Sukacita dalam suasana di sini sungguh luar biasa,” katanya.
Makna Kanonisasi Pier Giorgio Frassati dan Carlo Acutis
Kanonisasi Pier Giorgio Frassati dan Carlo Acutis menjadi simbol penting bagi Gereja Katolik. Keduanya menegaskan bahwa jalan kekudusan terbuka bagi siapa saja, bahkan dalam kehidupan biasa seorang mahasiswa atau remaja.
Bagi kaum muda, peristiwa ini adalah ajakan untuk tidak menyia-nyiakan hidup, tetapi mengarahkannya kepada Tuhan dan sesama. Dari abad ke-20 hingga era digital, teladan Frassati dan Acutis membuktikan bahwa iman tetap relevan di setiap zaman.
Dengan kanonisasi ini, Paus Leo XIV mengajak dunia untuk menjadikan hidup sebagai mahakarya iman sekaligus berkomitmen membangun perdamaian.(AD)

Posting Komentar