-->
Telusuri
24 C
id
Katolik Terkini
  • Home
  • Berita
    • Nasional
    • Internasional
    • Daerah
  • Sosok
  • Humaniora
    • Humaniora
  • Refleksi
  • Lifestyle
  • Travelling
  • Sastra
    • Puisi
    • Cerpen
Katolik Terkini
Telusuri
Beranda Humaniora Sosok Teologi Mencari Makna Sejati: Perjalanan Jiwa dan Kehendak Allah Menurut Augustinus
Humaniora Sosok Teologi

Mencari Makna Sejati: Perjalanan Jiwa dan Kehendak Allah Menurut Augustinus

Temukan perjalanan spiritual Augustinus Aurelius dalam meraih makna hidup dan keterhubungan dengan Allah.
Katolik terkini
Katolik terkini
26 Agu, 2023 0 0
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp

 

Mencari Makna Sejati: Perjalanan Jiwa dan Kehendak Allah Menurut Augustinus

Oleh : Fr. Simon Welerubun, OSA

Katolik Terkini - Augustinus Aurelius lahir di Tagaste, sebuah kota kecil di Numidia (Afrika Utara) dekat Hippo Regius pada 13 November 354. Ayahnya, Patricius, adalah seorang kafir, sementara ibunya, Monnica, adalah seorang ibu saleh yang penuh kasih sayang dengan sikap cinta dan kerendahan hati yang mendalam. Augustinus menempuh pendidikan di Tagaste dan kemudian belajar ilmu retorika (suatu jenis pendidikan yang mempersiapkan seseorang menjadi pengacara atau ahli di bidang administrasi Negara) dan filsafat di Kartago, ibu kota provinsi Afrika Utara (lihat Augustinus Tahanan Tuhan, 21).

Dalam kehidupan manusia, perjalanan sering kali memiliki arti dan makna. Namun sebelum kita memahami kedua hal tersebut, penting untuk menyadari bahwa kehadiran kita adalah panggilan dari cinta Allah, yang tercermin dalam hubungan cinta orang tua. Dari cinta orang tua, kita menerima kasih sayang dan diarahkan dalam iman menuju perjalanan hidup. Perjalanan ini adalah komitmen kita terhadap pilihan hidup yang mengarah pada keputusan dalam menjalani hidup. Seiring waktu, kita mungkin berjalan tanpa arah jelas, terjebak dalam perjalanan yang mungkin keliru terkait panggilan hidup. Mengapa ini bisa terjadi?

Hal ini karena perjalanan hidup manusia, dipandu oleh kehendak bebasnya, dapat menjadi rutinitas yang dijalani sesuai gaya hidup yang diambil untuk menikmati ritme kehidupan. Dengan latar belakang ini, penulis mengajak pembaca untuk merenung dan memahami ungkapan dari Santo Augustinus – Hippo yang menggambarkan Perjalanan Jiwa Menuju Allah dalam konteks keberadaan manusia pada zaman modern.

Penulis membagi makna perjalanan jiwa menuju Allah menurut pemahaman Santo Augustinus menjadi tiga fase: apa itu perjalanan? apa itu jiwa? dan bagaimana menuju Allah? Selain itu, penulis juga mengeksplorasi bagaimana cara kita merespons perjalanan kita sendiri. Hal ini menjadi sangat menarik untuk direnungkan bersama dalam kehidupan kita sehari-hari.

Apa itu Perjalanan?

Perjalanan tidak sekadar merujuk pada fisik seseorang yang bergerak atau berpindah tempat. Lebih dari itu, perjalanan memiliki makna mendalam yang diuraikan oleh St. Augustinus sebagai pencarian jati diri. Pencarian ini mendorong kita untuk menggali arti dan makna terdalam dari suatu perjalanan.

Dalam bukunya yang berjudul "Confessiones," St. Augustinus menuliskan, "Engkau yang mendorongnya gemar memuji-Mu, karena Kaubuat kami mengarah kepada-Mu. Hati kami tak kunjung tenang sampai tenang di dalam diri-Mu." (Conf. I.I.i). Ini mengacu pada perjalanan menuju Allah, di mana Allah menjadi pusat kerinduan manusia ketika perjalanan hidup berakhir dalam kematian.

Namun, di sini kita tidak membicarakan perjalanan setelah kematian. Kita membicarakan perjalanan yang tengah kita alami saat ini. Perjalanan ini mendasari diri pada rasa gelisah, bukan akibat beban hidup atau banyak masalah, melainkan disebabkan oleh kerinduan untuk sepenuhnya menyatukan diri dengan Allah. "Pemberian diri" dalam konteks ini mengacu pada usaha kita untuk terus-menerus mengarahkan diri di dalam perjalanan ini dengan bimbingan dan kehendak Allah.

Perjalanan hidup juga mewakili salah satu bentuk cara hidup. "Cara hidup" diartikan sebagai pola hidup atau karakter seseorang yang mencerminkan identitasnya melalui kebaikan-kebaikan iman yang dianugerahkan oleh Allah. Iman adalah landasan yang memandu kita dalam menjalani perjalanan ini dan meresponsnya dengan kesetiaan, sambil menyerahkan diri kita untuk mengikuti ajaran Kristus yang menjadi pusat dan teladan dalam hidup kita.

Apa Itu Jiwa?

Ketika berbicara tentang jiwa, sebenarnya kita merujuk pada Roh. Jiwa bisa dianggap sebagai manifestasi dari Roh Ilahi itu sendiri. Seperti yang tertulis, "Allah itu Roh, dan siapa yang ingin menyembah-Nya harus melakukannya dalam roh dan kebenaran" (Yohanes 4:24). Melalui kehadiran Roh Ilahi, hati kita terhubung dengan hal-hal yang baik. Jiwa kita, dalam perpaduan dengan tubuh, merindukan untuk selalu mengarah kepada Allah, menuju pandangan-Nya yang indah dan abadi.

Dengan pemahaman ini, kita dapat menyimpulkan bahwa untuk mengenal jiwa berarti kita juga mengenal Roh Ilahi. Alasan di balik ini adalah bahwa Allah adalah sumber jiwa yang hidup dalam diri manusia. Kehadiran-Nya adalah tanda "kerinduan" akan persatuan ilahi dengan ciptaan-Nya.

Oleh karena itu, manusia dianugerahkan dengan akal budi yang membedakannya dari makhluk lainnya, sesuai dengan Firman, "Allah menciptakan manusia menurut gambar-Nya" (Kejadian 1:27). Ketika kita memulai perjalanan tentu kita terdorong oleh jiwa (Roh) yang mengerahkan, menuntun tubuh kita menuju kepada apa yang kita kehendaki.

Bagaimana menuju Allah?

Perjalanan menuju Allah adalah kerinduan mendalam jiwa manusia yang menginginkan untuk sepenuhnya menyerahkan diri kepada kasih dan karunia Allah. Dalam perjalanan ini, manusia merasa didorong untuk menjalani kehidupan sesuai dengan karunia-karunia yang diberikan oleh Allah. Tujuan utama dari perjalanan ini adalah mengarahkan diri menuju Allah, yang diwujudkan dalam mengenal diri sendiri sebagai makhluk yang terbatas.

Sebagaimana yang diucapkan oleh St. Augustinus, "Semoga aku dapat mengenal-Mu, Kau yang mengenalku, semoga aku dapat mengenal-Mu seperti aku sendiri dikenal!" (Konfesi, Kitab X.1.1). Menuju Allah bisa diartikan sebagai upaya manusia untuk mengenal dirinya yang terbatas dan kemudian mengarahkan diri kepada Sang Pencipta, yaitu Allah.

Perjalanan jiwa dalam kegelisahan merujuk pada upaya jiwa manusia untuk mencari arti yang lebih dalam dalam hidupnya, yang pada akhirnya mengarahkan kepada Allah sebagai sumber kebenaran sejati. Pandangan St. Augustinus tentang manusia sebagai gambar Allah Tritunggal menyatakan bahwa manusia adalah persekutuan dari Bapa (kebijaksanaan), Putra (kebenaran), dan Roh Kudus (cinta). Pandangan ini mengajak manusia untuk mengenali perjalanan jiwa dalam konteks hubungan dengan Allah.

St. Augustinus berbicara tentang bagaimana jiwa manusia yang mencari arti dalam hidupnya mengarahkan perjalanan ini kepada Allah. Dalam bimbingan dan kehendak Allah, manusia menyadari cara hidupnya dalam keterhubungan dengan sesama dan mencari makna kehidupan yang berasal dari Allah. Perjumpaan dengan sesama menjadi penting dalam perjalanan ini karena melalui interaksi dengan sesama, manusia dapat menghayati jiwa yang bersatu dalam Allah.

Pertobatan di Hadapan Allah

Dalam perjalanan menuju Allah, manusia kadang-kadang mengalami kesenjangan antara apa yang diharapkan dan realitas hidupnya. Ketika manusia menyadari bahwa perilaku dan tindakannya tidak selaras dengan kehendak Allah, maka muncul pertanyaan tentang bagaimana mengatasi hal ini. St. Augustinus mengajukan pertanyaan-pertanyaan mendasar: Siapa saya? Di mana saya? Kemana saya?

Pertanyaan-pertanyaan ini mencerminkan upaya untuk mengenal diri sendiri di hadapan Allah, mengevaluasi tempat dan keadaan saat ini, serta mengarahkan tujuan hidup. Jika manusia menyadari kesalahan dan ketidaksesuaian dengan kehendak Allah, St. Augustinus menekankan pentingnya pertobatan sebagai jalan untuk memperbaiki arah hidup. Pertobatan adalah proses kembali pada jalan yang benar dan mengubah sikap serta cara hidup yang tidak sesuai dengan ajaran Allah.

Pertobatan membawa pengampunan dan kebahagiaan melalui Allah, sebagaimana tercermin dalam kisah perumpamaan Anak Hilang (Lukas 15:11-32). Dengan kembali pada jalan pertobatan, manusia bisa merasakan rahmat Allah dan kebahagiaan yang lahir dari keterhubungan dengan-Nya.

Via Humaniora
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru

Anda mungkin menyukai postingan ini

Posting Komentar

Media Sosial

facebook Like
twitter Follow
youtube Langganan
instagram Follow

Featured Post

Festival Golo Koe: Sejarah, Makna, dan Perkembangannya Menuju Top 10 Kharisma Event Nusantara 2025

Katolik terkini- Juni 17, 2025 0
Festival Golo Koe: Sejarah, Makna, dan Perkembangannya Menuju Top 10 Kharisma Event Nusantara 2025
Katolik Terkini - Festival Golo Koe kembali hadir di tahun 2025, menandai tahun keempat penyelenggaraannya sebagai festival keagamaan Katolik yang berpadu era…

Most Popular

Diakon Handrianus Hambur Meninggal Dunia Usai Tahbisan, Ini Profil dan Riwayat Hidupnya

Diakon Handrianus Hambur Meninggal Dunia Usai Tahbisan, Ini Profil dan Riwayat Hidupnya

Juni 11, 2025
Konser “Cantica Sacra” Saint Paul Choir Palembang Memukau Penonton, Siap Tampil di Jakarta

Konser “Cantica Sacra” Saint Paul Choir Palembang Memukau Penonton, Siap Tampil di Jakarta

Juni 08, 2025
Mgr. Harun: Cerdas Saja Tak Cukup, Anak Muda Harus Punya Karakter!

Mgr. Harun: Cerdas Saja Tak Cukup, Anak Muda Harus Punya Karakter!

Juni 12, 2025
Makna Ziarah Porta Sancta bagi Para Guru SMK Asisi Tebet di Tahun Yubileum

Makna Ziarah Porta Sancta bagi Para Guru SMK Asisi Tebet di Tahun Yubileum

Juni 16, 2025

Editor Post

Gagal ke New York, Guru Muda Ini Justru Temukan Iman Katolik dan Siap Dibaptis

Gagal ke New York, Guru Muda Ini Justru Temukan Iman Katolik dan Siap Dibaptis

April 12, 2025
Modus Baru Perdagangan Manusia Terungkap: Pelaku Menyamar sebagai Misionaris Katolik

Modus Baru Perdagangan Manusia Terungkap: Pelaku Menyamar sebagai Misionaris Katolik

April 11, 2025
Kisah Keluarga Masuk Katolik Setelah Anak Alami Cedera Otak

Kisah Keluarga Masuk Katolik Setelah Anak Alami Cedera Otak

April 11, 2025
PIK2 Resmikan Taman Doa Our Lady of Akita: Hadiah Natal Eksklusif untuk Umat Katolik

PIK2 Resmikan Taman Doa Our Lady of Akita: Hadiah Natal Eksklusif untuk Umat Katolik

Desember 16, 2023

Popular Post

Diakon Handrianus Hambur Meninggal Dunia Usai Tahbisan, Ini Profil dan Riwayat Hidupnya

Diakon Handrianus Hambur Meninggal Dunia Usai Tahbisan, Ini Profil dan Riwayat Hidupnya

Juni 11, 2025
Konser “Cantica Sacra” Saint Paul Choir Palembang Memukau Penonton, Siap Tampil di Jakarta

Konser “Cantica Sacra” Saint Paul Choir Palembang Memukau Penonton, Siap Tampil di Jakarta

Juni 08, 2025
Mgr. Harun: Cerdas Saja Tak Cukup, Anak Muda Harus Punya Karakter!

Mgr. Harun: Cerdas Saja Tak Cukup, Anak Muda Harus Punya Karakter!

Juni 12, 2025
Makna Ziarah Porta Sancta bagi Para Guru SMK Asisi Tebet di Tahun Yubileum

Makna Ziarah Porta Sancta bagi Para Guru SMK Asisi Tebet di Tahun Yubileum

Juni 16, 2025

Populart Categoris

  • Berita624
  • Cerpen7
  • Doa74
  • Film16
  • Filsafat7
  • Internasional255
  • Jelajah107
  • Lifestyle177
  • Nasional81
  • Pelayanan Sosial85
  • Puisi2
  • Refleksi234
  • Sosok266
  • Teologi62
Katolik Terkini

Tentang Kami

Katolik Terkini adalah platform berita online independen yang memiliki komitmen kuat untuk menyajikan informasi, berita, dan data seputar Gereja Katolik, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia.

Kontak kami: katolikterkini@gmail.com

Follow Us

© KATOLIK TERKINI oleh Katolik Terkini
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
  • Redaksi
  • Iklan
  • Tentang Kami
  • Daftar Isi Katolik Terkini