Momen Haru: Umat Islam Sambut Bunda Maria dengan Pakaian Adat Manggarai

Katolik Terkini - Festival Golo Koe 2025 resmi dimulai dengan pembukaan prosesi arca Bunda Maria Assumpta yang berlangsung secara meriah dan penuh semangat kebersamaan di Paroki St. Martinus Bari, Kecamatan Macang Pacar, Manggarai Barat, Rabu (9/7/2025).

Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Festival Golo Koe yang akan berlangsung hingga 15 Agustus 2025.

Prosesi arca Maria ini menjadi bagian penting dari perayaan budaya dan iman Katolik yang mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat Labuan Bajo dan sekitarnya.

Lebih dari sekadar seremoni keagamaan, prosesi ini juga menampilkan nilai-nilai solidaritas, inklusivitas lintas agama, serta semangat sinodalitas Gereja Katolik lokal.

Festival Golo Koe: Perpaduan Religi dan Budaya Lokal

Salah satu agenda utama dalam Festival Golo Koe 2025 adalah prosesi arca Bunda Maria Assumpta yang akan mengelilingi 26 paroki di seluruh wilayah Keuskupan Labuan Bajo.

Rangkaian ziarah ini dimulai dari tanggal 9 Juli hingga 4 Agustus 2025, dan berpuncak pada prosesi akbar tanggal 14 Agustus dari Waterfront City menuju bukit Golo Koe.

Menurut RD. Yuvensius Rugi, Ketua Seksi Prosesi Festival Golo Koe 2025, “Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, tahun ini Patung Bunda Maria akan berziarah ke seluruh paroki. Ini adalah ajakan spiritual untuk memperkuat iman umat dan membangun Keuskupan Labuan Bajo yang sinodal, solid, dan solider.”

Pelepasan Arca Maria: Dari Pacar ke Bari

Awalnya, arca Bunda Maria dijadwalkan untuk diarak melalui jalur laut. Namun karena cuaca buruk, panitia memutuskan untuk mengantar arca tersebut melalui jalur darat.

Prosesi pelepasan dilakukan pada 8 Juli 2025 di Rumah Kevikepan Pacar, dipimpin oleh RD. Lorens Sopang dalam sebuah ibadat sabda meriah.

Turut hadir dalam pelepasan tersebut, Uskup Labuan Bajo Mgr. Maksimus Regus, Vikjen RD. Richardus Manggu, Sekjen RD. Fransiskus Nala, Ekonom RD. Martin Wilian, serta para imam dan tokoh Gereja lainnya. Arca kemudian dibawa ke Paroki Bari dengan dipimpin oleh Vikep Labuan Bajo, RD. Yuvens Rugi.

Penerimaan Arca Maria yang Inklusif dan Semarak

Kedatangan arca Bunda Maria Assumpta di Paroki Bari pada 9 Juli 2025 disambut meriah oleh umat Katolik dan non-Katolik. Ribuan umat dari berbagai wilayah berkumpul sejak pagi.

Prosesi penyambutan diwarnai dengan tarian adat, nyanyian rohani, dan simbol-simbol budaya Manggarai seperti kepok dan janur.

Uniknya, masyarakat Muslim pun turut serta dalam penyambutan ini dengan mengenakan pakaian adat bermotif Manggarai. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa semangat persaudaraan lintas iman dan budaya begitu hidup di tengah masyarakat Manggarai Barat.

Arca Bunda Maria kemudian ditahtakan di Kapel Paroki dan dilanjutkan dengan ibadat sabda penerimaan yang dipimpin oleh Pastor Paroki Bari, RD. Benediktus Hengki.

Selanjutnya, arca diarak menuju Gereja Paroki Bari sambil diiringi doa dan lagu-lagu pujian umat.

Makna Spiritual Ziarah Bunda Maria

Dalam perayaan ekaristi pembukaan di Gereja St. Martinus Bari, Uskup Labuan Bajo Mgr. Maksimus Regus mengajak umat untuk meneladani iman dan kesetiaan Bunda Maria.

"Hari ini Maria mengunjungi paroki kita. Ini adalah peristiwa rahmat yang memperlihatkan bahwa Allah hadir dan berjalan bersama kita. Kita diajak untuk hidup seperti Maria, membawa sukacita dan harapan, bahkan bagi mereka yang berbeda iman sekalipun," ungkapnya.

Sementara itu, Sekjen Keuskupan Labuan Bajo, RD. Frans Nala menjelaskan bahwa Bunda Maria Assumpta bukan sekadar simbol, tetapi ikon pengharapan umat beriman.

“Ziarah ini adalah cerminan perjalanan hidup rohani kita menuju Allah. Bukan ziarah individu, tapi ziarah bersama sebagai Gereja yang inklusif dan sinodal.”

Komitmen Pemerintah dan Sinergi Lintas Agama

Kegiatan ini tidak hanya melibatkan pihak gereja, tapi juga didukung penuh oleh Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat. Hadir dalam penyambutan di Bari antara lain Asisten III Sekda Mabar Aloisius Lahi, Kadis Perhubungan Adrianus Gunawan, dan perwakilan Polres Mabar.

Dalam sambutannya, Aloisius menyebut bahwa Festival Golo Koe adalah kebanggaan bersama.

“Festival ini menunjukkan kolaborasi nyata antara Gereja dan Pemerintah, serta komitmen untuk merayakan kekayaan budaya dan spiritual masyarakat Manggarai Barat.”

Senada dengan itu, Ketua Panitia Festival Golo Koe sekaligus Vikjen Keuskupan Labuan Bajo, RD. Richardus Manggu menegaskan bahwa festival ini mengangkat nilai lintas iman dan budaya.

“Kita ingin menampilkan kekayaan religius dan budaya, mendorong UMKM lokal, serta merayakan persaudaraan lintas suku dan agama.”

Harapan dari Paroki Bari: Keterbatasan Tak Menghalangi Sukacita

Camat Macang Pacar sekaligus Ketua Panitia Lokal, Dorotheus Ugan, menyampaikan terima kasih atas kunjungan perdana arca Bunda Maria ke Paroki Bari.

Meski wilayah ini masih mengalami keterbatasan infrastruktur, namun umat menyambut dengan penuh kasih dan sukacita.

“Wilayah kami masih minim akses jalan, listrik, dan jaringan. Tapi hati kami terbuka. Hari ini adalah hari istimewa karena yang datang adalah Bunda Maria,” ujar Dorotheus dengan haru.

Perjalanan Arca Selanjutnya

Setelah dari Paroki Bari, arca Bunda Maria Assumpta akan melanjutkan perziarahan ke Paroki Pateng-Rego pada 10 Juli, dan seterusnya ke seluruh paroki di Kevikepan Pacar, Wae Nakeng, dan Labuan Bajo.

Di setiap paroki, arca akan menginap satu hari dan disambut dengan berbagai kegiatan doa, budaya, dan komunitas lintas iman.

Puncak dari seluruh rangkaian ini akan berlangsung pada 14 Agustus 2025 dalam Prosesi Akbar Maria Assumpta dari Waterfront City menuju Bukit Golo Koe.

Peringatan Hari Raya Maria Diangkat ke Surga akan menjadi momen penutup dari Festival Golo Koe yang kaya akan spiritualitas, budaya, dan persaudaraan lintas batas.(AD)

Sumber : Komsos Keuskupan Labuan Bajo