6 Tokoh Katolik Paling Berpengaruh Tahun 2025 dan Kesaksian Iman Mereka
![]() |
| Dari Vatikan hingga Tanah Suci: Enam Tokoh Katolik yang Menjadi Sorotan Dunia 2025 |
Katolik Terkini - Tahun 2025 menjadi salah satu tahun paling bersejarah dalam kehidupan Gereja Katolik.
Rangkaian peristiwa besar. mulai dari wafatnya Paus Fransiskus, terpilihnya Paus Leo XIV, hingga kesaksian iman dari para pemimpin Gereja dan tokoh publik, mengukir jejak mendalam bagi umat Katolik di seluruh dunia.
Enam tokoh berikut tampil sebagai sorotan utama, masing-masing dengan peran dan kesaksiannya yang menggugah iman serta nurani kita.
1. Paus Fransiskus: Gembala Belas Kasih yang Berpulang di Masa Paskah
Paus Fransiskus wafat pada 21 April 2025, menutup masa kepausan yang dikenal karena kedekatan pastoral, keberpihakan kepada kaum miskin, serta dorongan kuat untuk menjangkau “pinggiran” kehidupan manusia.
Selama masa pelayanannya, Paus Fransiskus menegaskan wajah Gereja yang penuh belas kasih, dialog, dan keberanian profetis di tengah dunia yang terluka.
Momen terakhir pelayanannya terjadi sehari sebelumnya, pada Minggu Paskah, ketika ia tampil di balkon utama Basilika Santo Petrus untuk memberikan berkat Urbi et Orbi.
Kehadirannya di hadapan umat, meski dalam kondisi rapuh, dipandang banyak pihak sebagai tanda cinta terakhir seorang gembala kepada Gereja yang ia layani dengan sepenuh hati.
2. Paus Leo XIV: Meneguhkan Harapan dan Kesinambungan Gereja
Terpilih dalam konklaf pada Mei 2025, Paus Leo XIV memulai masa kepausannya dengan menegaskan pentingnya persekutuan gerejawi, kesinambungan ajaran, serta keberpihakan kepada kaum miskin.
Dalam seruan apostolik Dilexi Te yang diterbitkan Oktober 2025, ia menekankan bahwa cinta kepada mereka yang paling kecil bukanlah tambahan, melainkan inti dari misi Gereja.
Sepanjang tahun, Paus Leo XIV memimpin kanonisasi para santo kontemporer seperti Carlo Acutis dan Pier Giorgio Frassati, mendukung penuh Yubileum Harapan, serta menyerukan ekumenisme, dialog antaragama, dan perdamaian dunia.
Perjalanan apostolik pertamanya ke Turki dan Lebanon menjadi penanda kuat komitmennya terhadap perdamaian dan persaudaraan global.
3. Kardinal Pierbattista Pizzaballa: Suara Profetis dari Tanah Suci
Di tengah konflik berkepanjangan di Tanah Suci, Kardinal Pierbattista Pizzaballa tampil sebagai salah satu suara moral Gereja yang paling tegas.
Sebagai Patriark Latin Yerusalem, ia secara konsisten menyuarakan penderitaan warga sipil dan umat Kristiani di Gaza dan Israel, sambil menegaskan bahwa Kristus hadir dalam tubuh mereka yang terluka oleh perang.
Tidak hanya melalui kata-kata, kepemimpinannya tampak dalam kehadiran nyata di tengah umat: mengunjungi wilayah terdampak perang, mendampingi komunitas yang teraniaya, serta merayakan pesta Bunda Maria Ratu Palestina sebagai tanda pengharapan.
Kunjungannya ke Amerika Serikat untuk menggalang dukungan internasional semakin mengukuhkan perannya sebagai juru damai dan pembela martabat manusia.
4. Uskup Mark Seitz: Membela Migran sebagai Panggilan Injil
Uskup El Paso, Texas, Mark Seitz, menjadi figur penting dalam perjuangan Gereja membela para migran. Dari wilayah perbatasan Amerika Serikat–Meksiko, ia menegaskan bahwa persoalan migrasi bukan sekadar isu politik, melainkan persoalan Injil dan martabat manusia.
Sepanjang 2025, Uskup Seitz mendukung inisiatif legislatif lintas partai seperti Dignity Act dan secara terbuka mengkritik kebijakan imigrasi yang dinilainya bertentangan dengan hukum moral.
Kepeduliannya semakin nyata ketika ia menyerahkan langsung kepada Paus Leo XIV surat dan kesaksian keluarga migran yang hidup dalam ketakutan akan deportasi.
Atas komitmennya terhadap perdamaian dan keadilan, Keuskupan El Paso menerima Pax Christi International Peace Award 2025.
5. Michael Iskander: Kesaksian Pertobatan Seorang Aktor
Dari dunia hiburan, aktor Amerika–Mesir Michael Iskander mencuri perhatian Gereja Katolik dunia melalui kesaksian imannya.
Dikenal lewat perannya sebagai Raja Daud dalam serial House of David, Iskander mengumumkan pertobatannya ke Gereja Katolik pada 2025.
Dibesarkan dalam tradisi Ortodoks Koptik, ia menyebut pertobatannya sebagai “panggilan dari Tuhan” yang ia rasakan secara mendalam setelah pengalaman rohani di Katedral Santo Patrick, Manhattan.
Kesaksiannya menjadi inspirasi khususnya bagi kaum muda, bahwa iman dapat ditemukan dan diperbarui di tengah perjalanan hidup yang tak terduga.
6. Andrea Bocelli: Suara Iman yang Menggema dari Vatikan
Tenor legendaris Italia, Andrea Bocelli, turut memberi warna kuat pada kehidupan Gereja tahun 2025. Melalui musik dan kesaksian imannya, Bocelli tampil sebagai duta iman, perdamaian, dan persaudaraan.
Pada 13 September 2025, ia tampil di Lapangan Santo Petrus dalam konser bersejarah “Grace for the World” yang menutup Pertemuan Dunia tentang Persaudaraan Manusia.
Beberapa hari sebelumnya, setelah bernyanyi di hadapan Paus Leo XIV pada peresmian proyek ekologi Borgo Laudato Si’, Bocelli menyebut Paus sebagai “mercusuar yang membimbing kita di masa-masa yang kompleks ini.”
Keenam tokoh ini, dengan latar belakang dan peran yang berbeda, menunjukkan wajah Gereja Katolik yang hidup: Gereja yang berduka namun berharap, yang bersuara di tengah konflik, yang merangkul kaum lemah, dan yang bersaksi melalui iman, seni, serta tindakan nyata.
Tahun 2025 pun dikenang bukan hanya sebagai tahun peralihan, tetapi sebagai tahun kesaksian yang meneguhkan iman umat di seluruh dunia. (AD)
Sumber: Catholic News Agency (CNA)

Posting Komentar