Tersentuh Nyanyian Natal, Seorang Ibu Batalkan Aborsi dan Memilih Pertahankan Bayi Dalam Kandungannya
![]() |
| Sumber foto dari Catholic News Agency (CNA) |
Katolik Terkini - Sebuah tradisi nyanyian lagu Natal yang dilakukan kelompok pro-kehidupan di depan klinik aborsi dilaporkan telah mendorong sejumlah perempuan hamil untuk membatalkan niat melakukan aborsi dan memilih mempertahankan kehamilan mereka.
Kisah ini berawal pada tahun 2003, ketika seorang perempuan hamil yang berada di sebuah fasilitas aborsi di Chicago mendengar lantunan lagu Natal “Silent Night” yang dinyanyikan dari luar gedung.
Lagu tersebut membangkitkan kenangan Natal di masa lalunya dan menyentuh hatinya. Ia kemudian memutuskan untuk meninggalkan tempat tersebut dan mempertahankan bayinya.
“Ia teringat kembali makna Natal dan menyadari bahwa ia tidak sanggup melanjutkan aborsi itu,” ujar Matthew Yonke, juru bicara Pro-Life Action League, organisasi yang mengoordinasikan kegiatan nyanyian Natal tersebut.
Menurut Yonke, perempuan tersebut menjadi yang pertama dari banyak perempuan lain yang kemudian memilih untuk melahirkan setelah mendengar lagu-lagu Natal.
Sejak saat itu, kegiatan nyanyian Natal di depan klinik aborsi berkembang menjadi tradisi tahunan dan kini dilaksanakan di berbagai wilayah di Amerika Serikat.
Menjelang Hari Natal tahun ini, hampir 100 kelompok penyanyi lagu Natal dilaporkan berkumpul di depan berbagai fasilitas aborsi di seluruh negeri. Kegiatan ini merupakan bagian dari gerakan nasional bertajuk “Peace in the Womb” atau Damai di Dalam Rahim.
Dalam siaran pers yang dibagikan kepada Catholic News Agency (CNA), Pro-Life Action League menyatakan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk menyampaikan pesan damai dan sukacita Natal di tempat-tempat yang mereka anggap penuh penderitaan.
Yonke menyebut kegiatan ini sebagai seruan damai. “Pada masa Natal, dunia berusaha mengesampingkan perbedaan dan mencari perdamaian. Kami mengajak orang-orang untuk mengingat bahwa rahim seharusnya menjadi tempat damai, bukan tempat kekerasan,” ujarnya.
Kisah Pembatalan Aborsi Terus Terjadi
Yonke mengungkapkan bahwa kisah-kisah perempuan yang membatalkan aborsi setelah mendengar nyanyian Natal terus terjadi sejak tahun pertama pelaksanaan kegiatan ini.
Pada 13 Desember lalu, setelah para penyanyi selesai bernyanyi di Downers Grove, Illinois, sepasang kekasih mendatangi para aktivis pro-kehidupan yang masih berada di lokasi.
“Pasangan itu mengatakan kepada konselor bahwa mereka memutuskan untuk mempertahankan bayi mereka setelah mendengar lagu-lagu Natal,” kata Yonke.
Sepanjang bulan Desember ini saja, Pro-Life Action League telah mendengar setidaknya dua kisah serupa. Salah satunya terjadi di Milwaukee, Wisconsin, ketika seorang perempuan muda berada di dalam mobil yang hendak memasuki area parkir sebuah klinik aborsi di St. Paul Avenue.
Seorang penyanyi Natal sempat menyerukan, “Tolong jangan bunuh bayimu saat Natal.” Mobil tersebut sempat masuk ke area parkir, namun beberapa menit kemudian berbalik arah tanpa sang perempuan pernah masuk ke dalam klinik.
Simbol Palungan Kosong di Washington
Kegiatan serupa juga berlangsung di Renton, Washington, pada 14 Desember. Sekelompok penyanyi lagu Natal bernyanyi di depan sebuah fasilitas aborsi sebagai bagian dari kerja sama antara Pro-Life Action League dan komunitas Katolik setempat.
Richard Bray, aktivis pro-kehidupan yang mengorganisasi kegiatan tersebut bersama Kementerian Respect Life Paroki St. Stephen Martir, menyebut acara itu sebagai pengalaman yang berkesan.
“Ini acara yang luar biasa. Saya rasa setiap gereja Katolik seharusnya melakukan hal serupa di komunitas mereka,” ujar Bray.
Dalam kegiatan di Renton, para peserta membawa sebuah palungan buatan tangan yang dibuat oleh seorang umat berusia 88 tahun. Palungan tersebut dibiarkan kosong sebagai simbol.
“Palungan kosong melambangkan bahwa Kristus akan datang saat Natal, sekaligus menggambarkan tempat tidur bayi yang menjadi kosong setelah aborsi,” jelas Bray.
Menurutnya, melakukan aborsi di masa Natal merupakan sesuatu yang sangat menyedihkan. Karena itu, mereka memilih untuk bernyanyi dan mengingatkan para ibu serta masyarakat bahwa, menurut keyakinan mereka, keselamatan dunia lahir dari sebuah kehamilan yang tidak direncanakan.(AD)
Sumber: Catholic News Agency (CNA)

Posting Komentar