Berita
Daerah
Refleksi
Renungan
Uskup Maksimus Regus Kunjungi Paroki Waning: 1200 Umat Terima Krisma
Katolik Terkini - Setelah hampir satu dekade, Paroki St. Kristoforus Waning akhirnya kembali menerima kunjungan kegembalaan dari Uskup. Kali ini, Uskup Labuan Bajo, Mgr. Maksimus Regus, melakukan kunjungan dua hari pada Kamis–Jumat, 24–25 Juli 2025.
Kunjungan ini berlangsung dalam suasana penuh sukacita umat, dan bertepatan dengan perayaan ulang tahun Paroki yang ke-74.
Agenda kunjungan mencakup penerimaan Sakramen Krisma bagi 1.200 umat, pelantikan pengurus Dewan Pastoral Paroki (DPP) dan Dewan Keuangan Paroki (DKP), serta tatap muka langsung dengan umat.
Kedatangan Uskup Maksi disambut secara meriah dan penuh kekeluargaan. Umat menjemput beliau dengan iring-iringan kendaraan dari Kampung Momol menuju pusat Paroki.
Sesampainya di Waning, Uskup diterima secara adat dan diarak menggunakan tarian tradisional ronda menuju Gereja Paroki. Acara penyambutan dilanjutkan dengan ibadat liturgi di gereja sebagai ungkapan syukur atas kehadiran gembala mereka.
Setelah 10 Tahun, Rindu Umat Terobati
Pastor Paroki St. Kristoforus Waning, RD Robertus Pelita, dalam sambutannya menekankan betapa umat begitu merindukan kunjungan seorang uskup. Terakhir kali umat Waning menerima kunjungan kegembalaan adalah pada tahun 2016, oleh almarhum Mgr. Hubertus Leteng.
"Mereka rindu. Saya bisa katakan mereka haus. Sudah 10 tahun umat menanti kunjungan ini," ungkap Romo Robert.
Dalam tatap muka bersama umat, Uskup Maksimus menggarisbawahi visi Keuskupan Labuan Bajo: membangun Gereja yang Sinodal, Solid, dan Solider.
Sinodal, berarti Gereja yang berjalan bersama. Uskup menekankan bahwa semangat "bantang cama" atau berjalan bersama sudah tertanam dalam budaya lokal, dan kini diperkaya oleh spiritualitas Gereja universal di bawah arahan Paus Fransiskus.
Solid, menekankan pentingnya kekokohan iman dan struktur komunitas Gereja. "Gereja harus kokoh seperti batu karang, dimulai dari keluarga, stasi, hingga paroki," ujar Uskup Maksi.
Solider, artinya Gereja harus hadir bagi sesama. Dalam dunia yang penuh tantangan, umat diundang untuk berbela rasa, menunjukkan kepedulian, dan mendampingi mereka yang menderita.
"Sinodalitas dan kekokohan harus berbuah dalam solidaritas. Maka, komunitas KBG dan stasi harus menjadi tempat iman yang hidup, solid, dan saling menopang," jelasnya.
Pelayanan Adalah Panggilan, Bukan Jabatan
Dalam momen pelantikan pengurus DPP dan DKP, Uskup Maksi mengingatkan bahwa menjadi pengurus Gereja adalah sebuah panggilan pelayanan rohani, bukan sekadar jabatan struktural.
"Menjadi pengurus itu rahmat. Ini panggilan untuk melayani, bukan untuk dilayani. Mari kita rawat bersama apa yang sudah kita rencanakan, dalam semangat persaudaraan," katanya.
1.200 Umat Terima Krisma di Usia ke-74 Paroki Waning
Puncak acara terjadi pada Jumat (25/7), dalam Perayaan Ekaristi sekaligus pelantikan pengurus dan penerimaan Sakramen Krisma. Sebanyak 1.200 umat dari berbagai usia – mulai dari anak-anak SD, remaja SMP dan SMA, hingga orang dewasa – menerima Krisma dan diutus sebagai saksi Kristus di tengah dunia.
Dalam khotbahnya, Uskup Maksi menegaskan pentingnya kesaksian hidup.
"Kalian menjadi saksi dengan perbuatan baik, di rumah, di sekolah, dan di mana pun kalian berada," pesannya kepada peserta Krisma.
Selain itu, lebih dari 200 orang dilantik menjadi pengurus DPP, DKP, Stasi, dan KBG. Acara ini ditutup dengan resepsi bersama sebagai wujud sukacita dan kebersamaan umat.(AD)
Komsos Keuskupan Labuan Bajo
Via
Berita
Posting Komentar