ISKA Rayakan Dies Natalis ke-67, Teguhkan Peran Sarjana Katolik untuk Indonesia Inklusif
Katolik Terkini - Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) merayakan puncak acara Dies Natalis ke-67 dengan penuh syukur dan semangat pengabdian.
Perayaan ini ditandai dengan Misa Syukur yang berlangsung khidmat di Hotel Santika Premiere, Jalan KS Tubun No. 7, Jakarta Barat, pada Sabtu (31/5/2025).
Misa dipimpin oleh Mgr. Antonius Subianto Bunyamin, OSC, Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) sekaligus Uskup Bandung. Ia didampingi oleh Romo Antonius Widiarsono, SJ, Pastor Moderator Pengurus Pusat ISKA, dan Romo Andreas Atowolo, OFM, Pastor Moderator DPD ISKA DKI Jakarta.
Acara ini dihadiri oleh lebih dari 300 peserta yang berasal dari berbagai kalangan penting, di antaranya: Suparman, Dirjen Bimas Katolik, Romo Yohanes Hans Jeharut, Sekretaris Eksekutif KWI, Dewan Kehormatan, Dewan Pakar, dan Dewan Penasihat PP ISKA, Perwakilan dari organisasi kemasyarakatan Katolik: Pemuda Katolik, PMKRI, WKRI, PUKAT, VOX POIN Indonesia, Wakil organisasi cendekiawan lintas agama: ICMI, ISNU, PIKI, KCBI, ICHI, Sekretaris Jenderal KIK Edwin Manangsang, dan lainnya.
Orasi Ilmiah: Menuju Ekonomi yang Inklusif dan Merata
Usai Misa, acara dilanjutkan dengan orasi ilmiah oleh Dr. (HC) Airlangga Hartarto, MBA., MMT, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, yang diwakili oleh Edwin Manangsang, Sekjen Kawasan Ekonomi Khusus. Orasi berjudul “Menuju Ekonomi Yang Inklusif dan Merata" itu mengulas situasi ekonomi Indonesia saat ini.
Airlangga memaparkan bahwa di tengah dinamika global, pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap solid. Pada kuartal pertama 2025, pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 4,87%, meski sedikit terdampak kondisi ekonomi global. Namun demikian, proyeksi tetap optimis dengan angka di atas 5% untuk keseluruhan tahun.
Ditegaskan pula bahwa pemerintah telah menyiapkan stimulus ekonomi di triwulan II 2025 untuk menjaga daya beli masyarakat serta mendorong pertumbuhan ekonomi. Stimulus ini meliputi berbagai insentif ekonomi dan penyesuaian dalam landskap ketenagakerjaan, yang diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja baru.
“Peran ISKA sangat strategis sebagai komunitas intelektual yang disertai nilai-nilai kemanusiaan dan pengabdian,” kata Airlangga.
Refleksi 67 Tahun ISKA: Menjaga Nilai, Menggerakkan Perubahan
Ketua panitia Dies Natalis ke-67, Ardi Susanto, SH, M.I.Kom, menegaskan bahwa usia 67 tahun merupakan pencapaian bersejarah. Selama lebih dari enam dekade, ISKA telah menjadi wadah bagi kaum intelektual Katolik untuk bersinergi, berpikir kritis, dan memberi kontribusi nyata bagi bangsa dan Gereja.
"ISKA tetap hadir sebagai suara moral, penjaga nilai-nilai Pancasila, serta penggerak transformasi sosial yang berkeadilan di tengah berbagai dinamika zaman," ujar Ardi.
Pesan Toleransi dari Menteri Agama
Dalam sambutannya melalui rekaman video, Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA, Menteri Agama RI, menyampaikan harapannya agar ISKA terus menjadi pelopor dalam merawat kebhinekaan, toleransi, dan kerukunan umat beragama.
Ia juga mengajak ISKA untuk tetap memberikan dukungan bagi kemajuan bangsa dan negara, serta menjadi mitra pemerintah yang berjalan bersama demi Indonesia yang lebih baik.
Ketua Umum ISKA: Mengabdi dalam Kesetaraan
Dalam pidatonya, Ir. Luky A Yusgiantoro, MSc, MSpech, PhD, Ketua Umum PP ISKA, menyampaikan bahwa tema tahun ini, “Berkarya, Mengabdi dan Mewujudkan Harapan dalam Kesetaraan”, adalah panggilan konkret di tengah realitas sosial saat ini.
"Kesetaraan bukan berarti menyeragamkan," jelas Luky, "tetapi memberi setiap orang peluang yang adil untuk tumbuh dan berkembang sesuai martabatnya sebagai citra Allah."
Ia mengajak anggota ISKA untuk menjadi "garam dan terang dunia", berperan aktif dalam menumbuhkan budaya inklusif, membela yang lemah, dan memperjuangkan keadilan sosial di semua lini kehidupan.
Luky juga menegaskan bahwa ISKA, yang didirikan pada 22 Mei 1958, kini telah memiliki 26 DPD dari 38 provinsi, dan 166 DPC di berbagai kota/kabupaten. Dengan jaringan yang semakin luas, ISKA diharapkan mampu menjadi agen perubahan dan organisasi advokasi bagi masyarakat Katolik dan bangsa Indonesia secara keseluruhan.
Pesan Mgr. Antonius Subianto: Sarjana Katolik Harus Hadir dalam Aksi Nyata
Dalam kotbah dan sambutannya, Mgr. Antonius Subianto Bunyamin, OSC mengingatkan bahwa sebagai sarjana Katolik, setiap anggota ISKA memiliki tanggung jawab moral dan intelektual untuk tidak tinggal diam.
"Perlu terus berkarya dalam profesi, riset, pendidikan, maupun pelayanan publik dengan integritas, semangat solidaritas, dan keberpihakan pada yang tersisih," tegasnya.
Ia mengajak segenap insan ISKA untuk mewujudkan harapan sebagaimana tema Dies Natalis tahun ini, melalui tindakan nyata dalam keseharian. Perayaan ini, katanya, menjadi momen penting untuk memperkuat komitmen bersama dalam membangun Indonesia yang lebih manusiawi dan bermartabat.
“Marilah kita jadikan ISKA bukan hanya ruang refleksi, tetapi juga pusat gerakan—tempat kita berjejaring, bersinergi, dan menciptakan dampak nyata di tengah masyarakat,” pungkasnya.
Tentang ISKA
Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) adalah organisasi cendekiawan Katolik yang didirikan pada 22 Mei 1958. ISKA menjadi wadah berhimpun para sarjana dari berbagai disiplin ilmu yang berkomitmen mewujudkan dharma baktinya bagi Gereja dan Tanah Air.
Dengan visi menjunjung martabat manusia dan memperjuangkan kesetaraan, ISKA bertekad menjadi kekuatan moral dan intelektual di tengah masyarakat plural Indonesia.(AD)
Oleh : Andreas Daris (Kontributor Palembang)
Posting Komentar