Tangis di Depan Bunda Maria: Kisah Persaudaraan Anne Avantie dan Silfanni
Katolik Terkini - Kisah haru penuh makna terjadi antara desainer ternama Indonesia, Anne Avantie, dan seorang perempuan bernama Silfanni.
Pertemuan tak terencana yang terjadi pada momen Lebaran tahun 2024 di D’Kamboja, sebuah tempat kuliner dan karya sosial yang digagas Anne, menjadi awal dari sebuah perjalanan spiritual yang menyentuh banyak hati.
“Sebuah perziarahan hidup yang dimulai dari rasa kasih yang dipertemukan di D'kamboja,” tulis Anne Avantie dalam unggahannya di Instagram.
Pertemuan itu, yang berlangsung dalam suasana silaturahmi Idul Fitri, ternyata menjadi awal dari kisah kasih persaudaraan yang menguatkan.
"Sebuah Pertemuan yang membawa berkat," tulis Anne lagi, menegaskan bahwa D’Kamboja bukan sekadar tempat makan biasa.
“Di d'kamboja itu bukan hanya masalah jualan makanan,” tulisnya. “Ada hati yang menjembatani sehingga saya diberkati untuk memberkati.”
Silfanni dan Kursi Roda: Kehadiran yang Membawa Doa dan Air Mata
Waktu berlalu, dan takdir kembali mempertemukan mereka. Kali ini, dalam suasana yang jauh berbeda. Silfanni datang kembali kepada Anne, namun kali ini dalam kondisi kesehatan yang menurun drastis. Ia kini harus menggunakan kursi roda karena sakit yang cukup berat.
Pertemuan itu tidak hanya membangkitkan kenangan, tetapi juga membuka ruang bagi kekuatan iman. Anne mengajak Silfanni berziarah ke Goa Maria Kerep, Ambarawa, sebuah tempat ziarah populer umat Katolik di Jawa Tengah.
"Waktu di depan Bunda Maria, air mata Silfanni mengalir," tulis Anne dalam unggahannya yang penuh emosi.
“Saya ikut menangis ketika berdoa Rosario bersama Putri semata wayangnya dan suster.”
Doa bersama itu pun tak hanya melibatkan mereka, namun juga para peziarah lain yang turut merasakan kekuatan momen tersebut.
“Banyak orang ikut mendoakan. Para peziarah larut dalam rasa syukur yang mendalam,” lanjut Anne.
Anne juga menyampaikan keyakinan mendalamnya akan kuasa Tuhan: “Tuhan, aku percaya mukjizat-Mu terjadi pada orang percaya.”
Kisah ini bukan hanya tentang pertemuan fisik, melainkan tentang kesatuan hati, iman, dan kasih yang tak terpisahkan oleh keadaan fisik.
Lewat Silfanni, Anne Avantie menunjukkan bahwa pelayanan dan cinta kasih bisa menjangkau siapa pun dan di mana pun, terlebih ketika dilandasi iman dan harapan.(AD)
Posting Komentar